I'rab Al-Qur'an Surat An Nashr

>> Wednesday, December 23, 2009

SURAT AN NASHR
سورة النصر


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
إِذا جاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْواجاً (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كانَ تَوَّاباً (3)3)

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

I’RAB
الإعراب:

إِذا جاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

إِذا
(Apabila)
dharaf zaman untuk yang akan datang, mabni ’ala sukun, pada kedudukan nashab, mengandung makna syarat, tidak menjazmkan fiil-fiil setelahnya.

جاءَ نَصْرُ
jumlah fi’liyah, fii mahalli jarin, karena idhafah (syarat).

جاءَ
(telah datang)
fi’il madhi, mabni ‘ala fathi


نَصْرُ
(pertolongan)
fail dari جاءَ marfu’ dengan tanda rafa’ berupa dhammah.

اللَّهِ
(Allah)
lafdhul jalaalah, mudhaf ilaihi dari نَصْرُ , majrur dengan tanda jar berupa kasrah..

وَالْفَتْحُ
(dan kemenangan)
وَ wawu athaf kepada نَصْرُ. hi
الْفَتْحُ kedudukannya sama dengan نَصْرُ اللَّهِ, marfu’ dengan tanda rafa’ berupa dhammah. yang dimaksud dengan pertolongan Allah di sini adalah Allah menolong RasulNya yang mulia dengan membuka dan memenangkan/ fathul Makkah.
Disembunyikan maf’ul mashdar dari نصر , diperkirakan adalah Rasulullah yang mulia karena dianggap telah diketahui.


وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْواجاً
وَ
(dan)
wawu athaf kepada جاءَ .
رَأَيْتَ
(kamu lihat)
رَأَي fi’il madhi, mabni ‘ala sukun, karena bersambung dengan dhamir di akhirnya. تَ adalah dhamir muttashil, dhamir mukhatab, mabni ‘ala fathi, fii mahalli raf’in karena berupa fail.
النَّاسَ
(manusia)
maf’ul bihi dari رَأَيْتَ , manshub dengan fathah.
يَدْخُلُونَ
(mereka masuk)
fi’il mudhari’, marfu’ dengan penyebutan nun, wawu adalah dhamir muttashil fii mahalli raf’in yang merupakan fail. Kalimat yang dimulai dengan يَدْخُلُونَ merupakan hal dari النَّاسَ.

فِي دِينِ اللَّهِ
(ke dalam agama Allah)
فِي دِينِ jar wa majrur mutta’alliq pada يَدْخُلُونَ.
اللَّهِ mudhaf ilaihi dari دِينِ , majrur dengan tanda jar berupa kasrah.
دِينِ اللَّهِ maksudnya jalan atau agama Islam.

أَفْواجاً
(dengan berbondong-bondong)
hal dari failnya يَدْخُلُونَ , manshub ‘ala fathi. maksudnya masuk dengan berbondong-bondong.


فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كانَ تَوَّاباً

فَسَبِّحْ
(maka bertasbihlah)
فَ fa’ rabithah, jawab syarat.
سَبِّحْ fi’il amr, mabni ‘ala sukun, failnya dhamir mustatir fiihi wujuban taqdirnya انت . Yaitu katakanlah Maha Suci Allah.
بِحَمْدِ
(dengan memuji)
jar wa majrur, muta’alliq dengan سَبِّحْ
رَبِّكَ
(Tuhanmu)
mudhaf ilaihi dari حَمْدِ , tanda jarnya berupa kasrah. كَ adalah dhamir muttashil, dhamir mukhatab, mudhaf ilaihi dari رَبِّ , fii mahalli jarrin, mabni ’ala fathi.
وَاسْتَغْفِرْهُ
(dan mohonlah ampun kepada-Nya)

وَ wawu athaf kepada سَبِّحْ .
اسْتَغْفِرْ dii’rab seperti سَبِّحْ yaitu fi’il amr, mabni ‘ala sukun.
هُ dhamir muttashil, mabni ‘ala dhammi, fii mahalli nashbin, maf’ul bihi.


إِنَّهُ كانَ تَوَّاباً
إِنَّهُ
(Sesungguhnya Dia)

إِنَّ huruf nashab, dengan makna taukid serupa dengan fi’il. fa’ilnya adalah هُ, dhamir muttashil mabni ‘ala dhammi fii mahalli nashbin, isimnya إِنَّ. Jumlah fi’liyah sesudahnya merupakan khabar إِنَّ , fii mahalli raf’in.
كانَ
(adalah)

fi’il madhi, naqish, mabni ‘ala fathi, isimnya adalah dhamir mustair jawazan taqdirnya adalah هو .
تَوَّابا
(Maha Penerima taubat.)
khabarnya كانَ manshub, dengan tanda nashab berupa fathah.

kalimat «جاء نصر اللّه» fii mahalli jarrin, mudhaf ilaihi.
kalimat «رأيت ...» fii mahalli jarrin, mengikuti kalimat جاء نصر ....
kalimat «يدخلون ...» fii mahalli nashbin, hal dari الناس .
kalimat «سبّح ...» tidak ada kedudukan padanya, jawab syarat yang tidak jazm.
kalimat «استغفره ...» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat سبّح.
kalimat «إنّه كان توابا ...» tidak ada kedudukan padanya ta’liliyah/sebab.
kalimat «كان توّابا» fii mahalli raf’in khabar إنّ .

Read more...

I'rab Al-Qur'an Surat Al Lahab

>> Wednesday, December 16, 2009

SURAT AL LAHAB
سورة اللهب

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
تَبَّتْ يَدا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) ما أَغْنى عَنْهُ مالُهُ وَما كَسَبَ (2) سَيَصْلى ناراً ذاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4)4) فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)5)

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar
Yang di lehernya ada tali dari sabut.

تَبَّتْ يَدا
(Binasalah kedua tangan)

تَبَّتْ fi’il madhi mabni ala fathi, dengan makna yang akan datang karena doa atasnya. Ta’ adalah ta’ ta’nits sakinah.
يَدا adalah failnya تَبَّتْ , marfu’ dengan tanda rafa’nya adalah alif, karena merupakan isim mutsanna, asalnya يَدان , hilangnya nun, karena merupakan idhafah, sebagai mudhaf.

أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
(Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa )
أَبِي لَهَبٍ
(Abu Lahab)
أَبِي mudhaf ilaihi, majrur karena idhafah, dengan tanda jar berupa yaa’ karena merupakan asma’ul khamsah.
لَهَبٍ merupakan mudhaf ilaihi, majrur dengan tanda jar kasrah.
وَتَبَّ
(dan sesungguhnya dia akan binasa )
وَ : wawu athaf. تَبَّ : fi’il madhi mabni ‘ala fathi, failnya adalah dhamir mustatir taqdirnya adalah هو

Jadi kalau diterjemahkan menjadi:
Celaka/binasa lah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia.

ما أَغْنى عَنْهُ
(Tidaklah berfaedah kepadanya)

ما : ma nafiyah, tidak ada amal padanya.
terdapat juga i’rab ما yang lain, yaitu sebagai isim istifham, pertanyaan, tapi bermakna pengingkaran. mabni ‘ala sukun fii mahalli nashbin, maf’ul bih muqaddam untuk fi’il أَغْنى atau fii mahalli raf’in, mutada’ dan khabarnya adalah jumlah أَغْنى dengan makna yaitu sesuatu yang bermanfaat padanya hartanya.

أَغْنى : fi’il madhi mabni/tetap di atas fathah yang diperkirakan di atas alif bengkok.
عَنْهُ, jar wa majrur muta’alliq dengan أَغْنى

مالُهُ وَما كَسَبَ
(harta bendanya dan apa yang ia usahakan.)

مالُهُ fa’ilnya أَغْنى, marfu’ dengan tanda rafa’ berupa dhammah, هُ dhamir muttashil, pada kedudukan jar, karena idhafah sebagai mudhaf ilaihi.
وَ , wawu athaf
ما isim maushul, mabni ’ala sukun, pada kedudukan rafa’ karena mengikuti مالُهُ
كَسَبَ fi’il madhi, mabni ‘ala fathi, failnya adalah dhamir mustatir jawazan, taqdirya adalah هو

Jadi kalau diterjemahkan menjadi:
Tidaklah bermanfaat padanya hartanya dan apa yang dia usahakan.
atau
Apakah akan bermanfaat padanya hartanya dan apa yang dia usahakan (jawabnya jelas tidak karena pengingkaran).


سَيَصْلى ناراً ذاتَ لَهَبٍ
(Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak)

سَ sin bermakna yang akan datang untuk taukid
يَصْلى fiil mudhari’, marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah yang diperkirakan di atas alif bengkok. Failnya adalah dhammir mustatir jawazan, taqdirnya adalah هو kembali kepada أَبِي لَهَبٍ.
ناراً merupakan maf’ul bihi dari يَصْلى , manshub dengan tanda nashab fathah.
ذاتَ لَهَبٍ , merupakan sifat atau na’at dari ناراً. sehingga juga manshub, tanda nashabnya adalah fathah, hilangnya tanwin pada ذاتَ karena merupakan mudhaf dari لَهَبٍ . karena hubungan idhafah, sebagai mudhaf ilaihi, maka لَهَبٍ majrur, dengan tanda jar berupa kasrah.


وَامْرَأَتُهُ
(Dan (begitu pula) istrinya)
وَ wawu athaf, athaf pada failnya سَيَصْلى yang berupa dhamir mustatir, sehingga maknanya menjadi akan masuk dia dan istrinya.
امْرَأَتُهُ i’rabnya mengikuti fail سَيَصْلى marfu’, dengan tanda rafa’ beruapa dhammah.
هُ merupakan mudhaf ilahi dari امْرَأَةُ. fii mahalli jarin

حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
(pembawa kayu bakar )
حَمَّالَةَ hal atau keterangan dari امْرَأَتُهُ , manshub dengan tanda nashab fathah, hilangnya nun karena merupakan mudhaf dari الْحَطَبِ.
الْحَطَبِ mudhaf ilaihi, majrur karena idhafah dengan tanda jar berupa kasrah.

Sehingga kalau diartikan:
Kelak dia (Abu Lahab) akan masuk ke dalam api yang bergejolak dan (begitu pula) istrinya dengan (dalam keadaan) membawa kayu bakar

فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
(Yang di lehernya ada tali dari sabut)

فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
jumlah ismiyah., pada kedudukan nashab, hal kedua dari امْرَأَتُهُ
فِي جِيدِ jar wa majrur muta’alliq dengan khabar muqaddam .
ها dhamir muttashil, mabni ‘ala sukun, fii mahalli jarin, karena idhafah.
حَبْلٌ mutada’ muakhar, marfu’ dengan tanda rafa’nya berupa dhammah.
مِنْ مَسَدٍ jar wa majrur muta’alliq dengan shifat yang dihilangkan dari حَبْلٌ dan مِنْ huruf jar bayani . مَسَدٍ majrur dengan tanda jar berupa kasrah.

Sehingga kalau diartikan:
istrinya dengan (dalam keadaan) membawa kayu bakar, dan dalam keadaan di lehernya ada tali dari sabut (neraka).

kalimat « تبّت يدا ... » : tidak ada kedudukan padanya karena ibtida’iyah/permulaan.
kalimat « تبّ ... » : tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat ibtida’iyah.
kalimat « ما أغنى عنه ماله ... » : tidak ada kedudukan padanya karena isti’nafiyah/permulaan.
kalimat « كسب ... » : tidak ada kedudukan padanya, shilah maushul dari huruf ما
kalimat «سيصلى ...» : tidak ada kedudukan padanya, isti’naf bayani
kalimat «في جيدها حبل ...» : tidak ada kedudukan padanya, ist’naf bayani yang terakhir.


Keterangan tambahan

(أبو لهب)
Abu Lahab, kunyah dari Abdul Aziz, paman nabi صلى اللّه عليه وسلّم , diberi nama kunyah seperti itu karena wajahnya bergejolak, bersinar2, menyala-nyala (makna dcari kata لهب).

(حمّالة)
muannats dari حمّال shighah mubalaghah, isim fail dari tsulatsi حمل, wazannya فعّالة.

(جيد)
isim jamid dengan makna العنق (leher). wazannya فعل dengan kasrah kemudian disukun.

(مسد)
isim jamid dengan makna ليف (sabut), wazannya فعل dengan dua fathah.

Read more...

I'rab Surat Al Ashr

>> Friday, December 11, 2009

Surat Al Ashr
سورة العصر

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ (3).3

Demi masa
sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

I’rab
الإعراب:


وَالْعَصْرِ
(Demi masa)
وَ wawu qasam (sumpah), merupakan huruf jar
الْعَصْرِ isim majrur karena wawu qasam, tanda jarnya adalah kasrah
jar wa majrur muta’alliq pada fi’il yang disembunyikan, taqdirnya adalah أقسم aku bersumpah.


إِنَّ الْإِنْسانَ
(sesungguhnya manusia)

إِنَّ adalah jawab dari qasam. Merupakan huruf nashab, bermakna taukid/penekanan.
الْإِنْسانَ adalah isimnya إِنَّ manshub, dengan alamat nashabnya adalah fathah.

لَفِي خُسْرٍ
(benar-benar dalam kerugian)
لَ adalah laam taukid
فِي خُسْرٍ jar wa majrur muta’alliq dengan khabarnya إِنَّ yaitu لَفِي خُسْرٍ


إِلاَّ
(kecuali)
adat istitsna’

الَّذِينَ آمَنُوا
(orang-orang yang beriman )
الَّذِينَ
isim maushul, mabni ‘alaa fathi, tetap dalam keadaan akhir fathah, fii mahalli nashbin, pada kedudukan nashab, karena merupakan mustatsna’
آمَنُوا
fi’il madhi, mabni di atas dhammah, terdapat sambungan wawu jama’ah, wawu di sini merupakan dhamir muttashil, fail, pada kedudukan rafa’. alif untuk membedakan bahwa itu adalah wasu jama’ah yang awalnya ada nun setelahnya.

وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ
(dan mengerjakan amal saleh)
وَ wawu athaf, mengikut pada آمَنُوا
عَمِلُوا fi’il madhi, mabni di atas dhammah, terdapat sambungan wawu jama’ah, wawu di sini merupakan dhamir muttashil, fail, pada kedudukan rafa’. alif untuk membedakan bahwa itu adalah wasu jama’ah yang awalnya ada nun setelahnya.

وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ
(dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran )

وَ wawu athaf, mengikut pada عَمِلُوا
تَواصَوْا di’irab seperti i’rab dari عَمِلُوا fi’il madhi, mabni. Tanda bina’ fi’ilnya adalah dhammah atau fathah muqadarah/yang disembunyikan di atas alif (bengkok) yang disembunyikan karena bertemunya dua sukun.
sambungan wawu jama’ah, keterangan sama dengan yang telah dijelaskan sebelumnya.
بِالْحَقِّ jar wa majrur, majrur dengan tanda jar kashrah, muta’alliq dengan تَواصَوْا
yaitu sebagian menasihati sebagian yang lain dengan seluruh kebaikan, termasuk di dalamnya tentang tauhid kepada Allah, taat kepada Nya, serta mengikuti (ittiba’) pada kitabullah dan rasulullah.

وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ
(dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. )

وَ wawu athaf, mengikut pada عَمِلُوا
بِالصَّبْرِ jar wa majrur, majrur dengan tanda jar kashrah, muta’alliq dengan تَواصَوْا
yaitu sebagian menasihati sebagian yang lain untuk bersabar di atas ketaatan dan menghindari kemaksiatan serta bersabar atas ujian Allah di dalamnya yang diberikan kepada hamba-hambaNya.

kalimat «إنّ الإنسان لفي خسر ...» tidak ada kedudukan i’rab padanya karena merupakan jawab qasam.
kalimat «آمنوا ...» tidak ada kedudukan padanya karena merupakan shillah maushul (الذين).
kalimat «آمنوا ...» tidak ada kedudukan padanya karena merupakan kalimat shillah.
kalimat «عملوا ...» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat shillah maushul.
kalimat «تواصوا (الأولى)» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat shillah maushul.
kalimat «تواصوا (الثانية)» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat shillah maushul.


الصرف
Shorof
(العصر)

isim dengan makna masa atau waktu setelah tergelincirnya matahari sampai tenggelamnya matahari, atau bermakna sholat Ashar, wazannya فعل difathah yang pertama kemudian disukun sesudahnya.


Read more...

I'rab Al-Qur'an Surat Al Ikhlash

>> Monday, November 30, 2009

SURAT AL IKHLASH
سورة الإخلاص


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ (4)4

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

I’RAB
الإعراب:


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
(katakanlah Dia Allah Yang Maha Esa)
قُلْ
fi’il amr, mabni 'ala sukuni, disembunyikan wawunya karena bertemunya 2 sukun, failnya adalah dhamir mustatir wajiban yang taqdirnya أَنْتَ (anta, kamu, orang yang diajak bicara)
هُوَ اللَّهُ
هُوَ dhamir munfashil, mubtada’, fi mahalli raf’in, mabni karena dhamir.
اللَّهُ lafdhul jalaalah, marfu’ dengan tanda rafa’ dhammah, mubtada’ yang kedua, atau badal dari dhamir هُوَ
أَحَدٌ khabar dari mubtada’ اللَّهُ , marfu’ dengan tanda rafa’nya adalah dhammah, karena merupakan isim mufrad.

اللَّهُ الصَّمَدُ
(Allah adalah Tuhan yang Maha bergantung kepada-Nya segala sesuatu)
susunan mubtada’ dan khabar. keduanya marfu’ dengan tanda rafa’ dhammah, yang pertama lafdhul jalaalah yang kedua adalah isim mufrad.





لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
(Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan)
لَمْ laam merupakan huruf nafi, majzum
يَلِدْ fi’il mudhari’ mazjum, tanda jazmnya adalah sukun, mazjum karena ada لَمْ sebelumnya yang mempunyai amil menjazmkan fiil mudhari’. Failnya dhamir mustatir takdirnya هو, kembalinya kepada اللَّهُ
وَ wawu athaf kepada لَمْ yang pertama
لَمْ laam merupakan huruf nafi, majzum (seperti لَمْ yang pertama)
يُولَدْ fi’il mudhari’ pasif, mazjum, tanda jazmnya adalah sukun, mazjum karena ada لَمْ sebelumnya yang mempunyai amil menjazmkan fiil mudhari’. Naibul failnya dhamir mustatir takdirnya هو , kembalinya kepada اللَّهُ

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ
(Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia)
وَ wawu athaf kepada لَمْ yang pertama
لَمْ laam merupakan huruf nafi, majzum (seperti لَمْ yang pertama)
يَكُنْ fi’il mudhari’ naqish, merafa’kan isim dan menashabkan khabar mubtada’. mazjum karena didahului dengan لَمْ
لَهُ jar wa majrur, mutta’alliq dengan khabar يَكُنْ yaitu كُفُواً
كُفُواً khabar يَكُنْ yang didahulukan, manshub, tanda nashabnya adalah fathah, isim mufrad.
أَحَدٌ isim يَكُنْ yang diakhirkan, marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah, merupakan isim mufrad.

kalimat: «قل ...» tidak ada kedudukan untuknya karena merupakan permulaan.
kalimat: «هو اللّه أحد ...» fi mahalli nashbin (pada kedudukan nashab), apa yang dikatakan.
kalimat: «اللّه أحد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), merupakan khabar dari mubtada هُوَ
kalimat: «اللّه الصمد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), merupakan khabar kedua dari mubtada هُوَ
kalimat: «لم يلد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), merupakan khabar ketiga dari mubtada هُوَ
kalimat: «لم يولد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), mengikuti kalimat لم يلد
kalimat: «لم يكن له كفوا أحد» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), mengikuti kalimat لم يلد

Read more...

I'rab Al-Qur'an Surat Al Falaq

>> Tuesday, November 24, 2009

SURAT AL FALAQ
سورة الفلق

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ ما خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَدَ (5) 5

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".


I’rab
(الإعراب)

قُلْ
(katakanlah)
fi’il amr, mabni 'ala sukun, failnya adalah dhamir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ (anta, kamu, orang yang diajak bicara)

أَعُوذُ
(aku berlindung)
fi’il mudhari’, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, failnya adalah dhamir mustatir yang taqdirnya أَنَا

بِرَبِّ الْفَلَقِ
(kepada Rabbnya waktu subuh) Rabb yang menguasai waktu subuh
بِرَبِّ jar dan majrur muta’aliq (berkaitan) dengan أَعُوذُ ,
رَبِّ majrur dengan tanda jar berupa kasrah, karena merupakan isim mufrad. الْفَلَقِ mudhaf ilaih dari رَبِّ, majrur dengan tanda jar berupa kasrah, isim mufrad.

مِنْ شَرّ
(dari kejelekan)
jar majrur muta’alliq dengan أَعُوذُ,
dalam QS. Al Falaq ini terdapat 4 pengulangan مِنْ شَرّ.
شَرّ majrur dengan tanda jar kasrah, karena isim mufrad.

ما خَلَقَ
(apa yang Allah cipta/makhluk)
ما isim maushul fi mahalli jarrin, mudhaf ilaihi dari شَرّ , mbani ‘ala sukun.
خَلَقَ fi’il madhi mabni ‘alaa fathi dan failnya dhamir mustatir jawazan taqdirnya dia (هو). kalimat «خلق ...» adalah shilah maushul, tidak ada kedudukan i’rab padanya dan kembali pada al maushul dhamir makhdzuf (dhamir yang dihilangkan)


وَمِنْ شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ
(dan dari kejelekan malam ketika gelap)
وَ wawu athaf.
مِنْ شَرِّ jar majrur muta’alliq dengan أَعُوذُ,
شَرّ majrur dengan tanda jar kasrah, karena isim mufrad.
غاسِقٍ mudhaf ilaihi dari شَرّ, majrur, tanda jarnya kasrah.
إِذا وَقَبَ dharaf zaman, fii mahalli nashbin (pada kedudukan nashab),
muta’alliq (berkaitan dengan) شَرِّ غاسِقٍ
وَقَبَ fi'il madhi, mabni 'ala fathi, failnya dhamir mustatir jawazan, taqdirnya هو

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثاتِ فِي الْعُقَدِ
(dan dari kejelekan malam ketika gelap)
وَمِنْ شَرِّ penjelasannya sama seperti sebelumnya.
النَّفَّاثاتِ mudhaf ilaihi dari شَرّ, majrur, tanda jarnya kasrah
فِي الْعُقَدِ jar majrur muta’alliq dengan النَّفَّاثاتِ
الْعُقَدِ majrur dengan tanda jar kasrah, isim mufrad

وَمِنْ شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَدَ
(dan dari kejelekan malam ketika gelap)
وَمِنْ شَرِّ penjelasannya sama seperti sebelumnya.
حاسِدٍ mudhaf ilaihi dari شَرّ, majrur, tanda jarnya kasrah
إِذا حَسَدَ dharaf zaman, fii mahalli nashbin (pada kedudukan nashab), muta’alliq (berkaitan dengan) mashdar شَرِّ حاسِدٍ
حَسَدَ fi'il madhi, mabni 'ala fathi, failnya dhamir mustatir jawazan, taqdirnya هو

kalimat: «قل ...» tidak ada kedudukan padanya, permulaan.
kalimat: «أعوذ ...» pada kedudukan nashab, مقول القول apa yang dikatakan dari perkatakan.
kalimat: «خلق ...» tidak ada kedudukan padanya, shilah maushul dari (ما).


Read more...

I'rab Al-Qur'an Surat An Naas

>> Tuesday, November 17, 2009

QUR'AN SURAT AN NAAS
سورة الناس

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

(قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْواسِ الْخَنَّاسِ (4

(الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.



I’rab (الإعراب)

(قُلْ)
(katakanlah)
fi’il amr, mabni 'ala sukun, failnya adalah dhamir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ (anta, kamu, orang yang diajak bicara)

(أَعُوذُ)
(aku berlindung)
fi’il mudhari’, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, failnya adalah dhamir mustatir yang taqdirnya أَنَا

(بِرَبِّ النَّاسِ)
(kepada Rabbnya manusia)
بِرَبِّ jar dan majrur muta’aliq (berkaitan) dengan أَعُوذُ ,
رَبِّ majrur dengan tanda jar berupa kasrah, karena merupakan isim mufrad. النَّاسِ mudhaf ilaih dari رَبِّ, majrur dengan tanda jar berupa kasrah, merupakan bentuk jamak taksir dari insan (الإنسان).

(مَلِكِ النَّاسِ)
(rajanya manusia)
مَلِكِ badal dari رَبِّ , - atau merupakan na’at atau athaf bayan alaihi -, majrur dengan tanda jar kasrah, karena isim mufrad.
النَّاسِ sudah dibahas di atas.

(إِلهِ النَّاس)
(sesembahan manusia)
badal dari مَلِكِ , majrur dengan tanda jar kasrah, karena isim mufrad.
النَّاسِ sudah dibahas di atas.

(مِنْ شَرّ)
(dari kejelekan)
jar majrur muta’alliq dengan أَعُوذُ,
شَرّ majrur dengan tanda jar kasrah, karena isim mufrad.

(الْوَسْواسِ الْخَنَّاسِ)
(was-was/ bisikan yang syaithan tersembunyi)
mudhaf ilaihi dari شَرِّ majrur tanda jarnya kasrah. الْوَسْواسِ adalah pelaku dari was-was. الْخَنَّاسِ sifat dari الْوَسْواسِ , majrur juga, makna asalnya adalah mengecil/sembunyi/ melemah. Maksudnya jika seorang mengingat Allah maka syaithan akan mengecil, namun jika seseorang lupa atau lalai, syaithan akan membesar.


(الَّذِي يُوَسْوِسُ)
(yang membisikkan)
الَّذِي isim maushul fii mahalli jarin, sifat dari الْوَسْواسِ
يُوَسْوِسُ shilah maushul, berupa jumlah fi’liyah, fi’il mudhari’ marfu’ tanda rafa’nya dhammah, failnya dhamir mustatir kembalinya kepada dia (هو).

(فِي صُدُورِ النَّاسِ)
(dalam dada-dada manusia)
jar dan majrur muta’aliq (berkaitan) dengan يُوَسْوِسُ,
صُدُورِ majrur dengan tanda jar berupa kasrah, isim jamak taksir.
النَّاسِ mudhaf ilaihi dari صُدُورِ , majrur juga.

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
(dari golongan jin dan manusia)
jar majrur muta’alliq dengan failnya يُوَسْوِسُ ,
. الْجِنَّةِmajrur, tanda jarnya kasrah. وَ wawu athaf bersandar pada الْجِنَّةِ.
النَّاسِ majrur juga.

kalimat: «قل ...» tidak ada kedudukan padanya, permulaan.
kalimat: «أعوذ ...» pada kedudukan nashab, مقول القول apa yang dikatakan dari perkatakan.
kalimat: «يوسوس ...» tidak ada kedudukan padanya, shilah maushul dari (الذي).

Read more...

Sharaf itu apa

>> Saturday, November 14, 2009

Sharaf الصرف

Sharaf adalah cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari kaidah-kaidah perubahan bentuk kata. Sehingga dari perubahan ini akan diketahui jenis suatu kata

Biasanya suatu kata dalam bahasa arab terdiri dari tiga, empat, lima atau enam huruf hijaiyyah. Untuk kata dengan tiga huruf hijaiyyah, ulama’ sharaf telah menimbang dengan wazan atau timbangan tiga huruf hijaiyyah, yaitu: al faa’- al laam – al ‘ain (الفاء والعين واللام). yang digabung dalam satu kata fa’ala (فَعَلَ). maka timbangan sharaf mengambil (فعل) sebagai timbangannya.

Misal:
زَرَعَ (menanam) wazannya فَعَل
maka huruf zaa’ (زاي) adalah faa’ dalam kata, huruf راء adalah ‘ain dalam kata, dan huruf عين adalah laam dalam kata.

contoh kata lain:
زُرِعَ (ditanam) mempunyai wazan فُعِلَ
عَلِمَ (mengetahui) mempunyai wazan فَعِلَ
صَامَ (berpuasa) mempunyai wazan فَعَلَ karena asalnya صَوَمَ

Read more...

Nahwu itu apa

Nahwu (النحو)

Sering disebut sebagai ilmu tata bahasa Arab. Nahwu merupakan cabang dari ilmu bahasa dalam bahasa Arab. Pembahasan dalam ilmu nahwu meliputi pemahaman kedudukan dan fungsi kata dalam kalimat, pengenalan kaidah-kaidah hukum akhir kata (dibaca a i atau u) dan cara mengi’rab.

Dengan mempelajari ilmu nahwu, akan diketahui apakah suatu kata merupakan kata kerja/fi’il (فعل) , kata benda/isim (اسم) atau huruf (حرف). Kedudukan kata dalam kalimat sebagai kata kerja lampau atau yang akan datang, kata untuk pelaku(subyek), kata yang dikenai pekerjaan(obyek) juga dibahas dalam nahwu.

Misal:
كَتَبَ طَالِبٌ (seorang pelajar menulis)
كَتَبَ adalah fi’il madhi/kata kerja lampau, mabni 'alaa fathi, akhir kata fathah.
طَالِبٌ adalah isim fail/pelaku, marfu', tanda rafa'nya adalah dhammah.


Istilah-istilah yang terkait dalam ilmu nahwu antara lain:
isim, fi’il, huruf, rafa’, nashab, jar, jazm, marfu’, manshub, majrur, majzum, i’rab dan lain-lain.

Read more...

Apa itu i'rab

I’rab (اَلْإِعْرَابِ)

I’rab adalah perubahan akhir kata karena perbedaan amil (fungsi) yang masuk kepada kata, perubahan dapat berupa lafadh maupun taqdiran (penyandaran).

Macam i’rab ada empat:

  • rafa’ رَفْعٌ
sehingga kata menjadi marfu’, untuk mudahnya, biasanya akhir kata dibaca u/dhammah. Namun pembahasan lebih lanjut tidak sekedar itu.
(untuk fi’il dan isim)


contoh:
يَقُوم زَيْدٌ ُ (Zaid berdiri)
زَيْدٌ (Zaid, nama orang): isim, يَقُومُ (berdiri – sedang atau akan datang) fi’il.

  • nashab َنَصْبٌ
sehingga kata menjadi manshub, untuk mudahnya, biasanya akhir kata dibaca a/fathah.
(untuk fi’il dan isim)

contoh:
ضَرَبْتُ زَيْدًا, (aku memukul Zaid) زَيْدٌ كَتَبَ (Zaidun menulis)
زَيْدًا (Zaid), isim yang manshub, كَتَبَ (menulis), fi’il yang manshub.

  • khafadh/jar وَخَفْضٌ
sehingga kata menjadi majrur, untuk mudahnya, biasanya akhir kata dibaca i/kashrah.
(untuk isim)

contoh:
فِي اَلدَّارِ (di rumah), اَلدَّارِ: isim yang majrur

  • jazm جَزْمٌ
sehingga kata menjadi majzum, untuk mudahnya, biasanya akhir kata dibaca mati/sukun.
(untuk fi’il)

contoh:
لَمْ يَلِدْ (tidak beranak), لَمْ يُوْلَدْ (tidak diperanakkan): fi’il majzum

Read more...

Daftar Isi

>> Friday, November 13, 2009

Istilah yang perlu diketahui:



I'rab yang telah dibahas:

Read more...

I'rab Hadits Arbain AnNawawi - Hadits Pertama (6)

>> Thursday, November 12, 2009

رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة



رواه
(meriwayatkannya)
روا fi’il madhi, ه berkedudukan sebagai maf’ul bih, fii mahalli nashbin, mabni, karena dhamir muttashil,

إماما
(dua imam)
isim fa’il dari روا marfu, tanda rafa’nya alif, karena isim mutsanna (isim bentuk untuk dua). Hilangnya nun, karena berkedudukan sebagai mudhaf.

المحدثين
(bentuk jamak dari ahli hadits)
mudhaf ilaihi dari إماما majrur, tanda jarnya adalah ya’ karena bentuk jamak mudzakkar salim.


أبو
(bapak)
badal ba’dhin min kulli (sebagian dari keseluruhan) dari إماما, marfu’, tanda rafa’nya adalah wawu, karena merupakan asma’ul khamsah.

عبد الله
(hamba Allah) nama orang
عبد mudhaf ilaihi dari kata أبو , sehingga majrur, tanda jarnya adalah kasrah karena merupakan isim mufrad. الله mudhaf ilaihi dari kata عبد, sehingga majrur, tanda jarnya adalah kasrah, lafdzul jalaalah.

محمد
(Muhammmad) nama orang
badal dari عبد , marfu’ dengan tanda rafa’ dhammah, karena merupakan isim mufrad.

بن
(anak)
badal dari محمد, marfu’ tanda rafa’nya adalah dahmmah, karena isim mufrad.

إسماعيل
(Isma’il) nama ajam.
mudhaf ilaihi dari بن, majrur tanda jarnya adalah fathah, karena isim gahiru munsharif.

بن
(anak)
badal dari محمد, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad.

إبراهيم
(Ibrahim) nama ajam.
mudhaf ilaihi dari بن, majrur tanda jarnya adalah fathah, karena isim gahiru munsharif.

بن المغيرة
(anaknya Mughirah)
بن (anak) badal dari محمد, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad.
المغيرة mudhaf ilaihi dari بن, majrur tanda jarnya adalah kasrah, karena isim gahiru munsharif yang sudah dimasuki alif dan laam.

بن بردزبة
(anaknya Bardizbah)
بن (anak) badal dari محمد, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad. بردزبة mudhaf ilaihi dari بن, majrur tanda jarnya adalah fathah, karena isim gahiru munsharif.

البخاري
(Al Bukhari) nisbat kepada asal beliau di Bukhara, dan ini seperti yang kita kenal sekarang
adal dari محمد, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad.

وابو
(dan bapak)
و wawu athaf, kepada ابو yang pertama badal ba’dhin min kulli (sebagian dari keseluruhan) dari إماما, marfu’, tanda rafa’nya adalah wawu, karena merupakan asma’ul khamsah.

الحسين
(Al Husain) nama orang
mudhaf ilaihi dari kata أبو , sehingga majrur, tanda jarnya adalah kasrah karena merupakan isim mufrad.

مسلم
(Muslim) nama orang
badal dari kata أبو , sehingga marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad.

بن الحجاج
(anaknya Al Hajaaj)
بن (anak) badal dari مسلم, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad. الحجاج mudhaf ilaihi dari بن, majrur tanda jarnya adalah kasrah, karena isim mufrad.

بن مسلم
(anaknya Muslim)
بن (anak) badal dari مسلم, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad. مسلم mudhaf ilaihi dari بن, majrur tanda jarnya adalah kasrah, karena isim mufrad.

القشيري
(Al Qusyairi)
badal dari مسلم yang pertama, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad.

النيسابوري
(An Naisaburi)
dinisbatkan pada asal beliau di Naisabur
badal dari مسلم yang pertama, marfu’ tanda rafa’nya adalah dhammah, karena isim mufrad.

في
(pada)
huruf jar صحيحيهما (kedua kitab shahih milik keduanya) صحيحي majrur, tanda jarnya adalah ya’ karena isim mutsanna, nun hilang karena dia adalah mudhaf.

هما
mudhaf ilaihi dari صحيحي, fi mahalli jarrin, mabni karena dhamir muttashil.

اللذين
(yang)
isim maushul

هما
(keduanya)
silah maushul, dhamir munfashil mabni, taqdirnya pada dua kitab shahih. dalam kalimat merupakan mubtada’, jadi fi mahali raf’in.

أصح
(paling shahih)
merupakan isim tafdhil. khabar dari هما, marfu’, alamat rafa’nya adalah dhammah. karena isim mufrad. tanpa tanwin karena dia mudhaf dan isim gahiru munsharif. Juga merupakan mudhaf.

الكتب
(kitab-kitab) jamak dari kitab
mudhaf ilaihi dari أصح majrur, tanda jarnya adalah kasrah, isim jamak taksir.

المصنفة
(yang disusun)
sifat dari الكتب sehingga majrur juga, tanda jarnya adalah kasrah, isim mufrad.

Read more...

I'rab Hadits Arbain AnNawawi - Hadits Pertama (5)



وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِوَمَنْ


وَمَنْ
(dan barang siapa)
وَ wawu athaf pada kalimat yang didahului فَ istisna’iyyah. مَنْ adat syarat

كَانَتْ
(adalah)
kana

هِجْرَتُهُ
(hijrahnya)
isim kana, marfu’, tanda rafa’nya dhammah, karena isim muannats, mufrad. Hu adalah mudhaf ilaihi, fii mahalli jarrin, mabni karena dia isim dhamir muttashil.

لِدُنْيَا
(untuk dunia)
Jar wa majrur. دُنْيَا majrur, alamat jarnya kasrah muqadarah (kasrah yang tersembunyi) karena isim maqshur



يُصِيْبُهَا
(yang diinginkannya)
Fi’il mudhari’ dari اصاب marfu’ tanda rafa’nya dhammah, karena tidak ada amil yang membuatnya manshub maupun majzum.
هَا adalah maf’ul bih fi mahali nashbin. mabni, karena dhamir muttashil.
Kembalinya kepada dunya. Fi’il mudhari’ dan maf’ul bih ini juga sekaligus sebagai jumlah fi’liyyah haliyyah yang menerangkan dunya.

أَوْ
(atau)
Wawu athaf, athaf kepada دُنْيَا

امْرَأَةٍ
(wanita)
Majrur, tanda jar nya adalah kasrah, bentuk isim muanats mufrad.

يَنْكِحُهَا
(yang ingin dinikahinya)
Fi’il mudhari’ marfu’ tanda rafa’nya dhammah, karena tidak ada amil yang membuatnya manshub maupun majzum.هَا adalah maf’ul bih fi mahali nashbin. mabni, karena dhamir muttashil.Kembalinya kepada امْرَأَةٍ. Fi’il mudhari’ dan maf’ul bih ini juga sekaligus sebagai jumlah fi’liyyah haliyyah yang menerangkanامْرَأَةٍ.

فَهِجْرَتُهُ
(maka hijrahya)
fa’ sebagai pendahulu jawabu syarat, jumlah ismiyah

إِلَى
(kepada)
Huruf jar

مَا هَاجَرَ
(apa yang dia hijrah)
ما isim maushul, هَاجَرَ fiil madhi (merupakan jumlah fo’liyyah, silat maushul)

إِلَيْهِ
(padanya)
Jar majrur, ilaa + dhamir muttashil ه kembali pada ما

Read more...

I'rab Hadits Arbain AnNawawi - Hadits Pertama (4)

>> Wednesday, November 11, 2009

فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ


فَمَنْ
(maka barang siapa)
fa’ isti’nafiyyah, مَنْ adat syarat

كَانَتْ
(adalah), biasa tidak diartikan
kana

هِجْرَتُهُ
(hijrah/ pindahnya)
isim kana, marfu’, tanda rafa’nya dhammah, karena isim muannats mufrad. Hu adalah mudhaf ilaihi, fii mahalli jarin, mabni karena dia isim dhamir muttashil.

إِلَى
(kepada)
huruf jar

الله
(Allah)
majrur, tanda jarnya kasrah, lafdzul jalaalah

وَرَسُوْلِه
(dan rasul/utusanNya)
wawu athaf pada الله
رَسُوْلِه majrur, tanda jarnya kasrah, karena isim mufrad, hu adalah mudhaf ilaihi, fi mahalli jarin, tetapi mabni, karena dia dhamir muttashil.


ِفَهِجْرَتُه
(maka hijrahnya)
fa’ sebagai pendahulu jawabu syarat, jumlah ismiyah.

هِجْرَتُهُ
(hijrahnya)
merupakan mubtada’, marfu’ tanda eafa’nya dhammah, isim muannats mufrad. hu adalah mudhaf ilaihi, fi mahalli jarin, tetapi mabni, karena dia dhamir muttashil.

إِلَى للهِ وَرَسُوْلِه
(kepada Allah dan rasulNya)
merupakan khabar dari mubtada’.
entuk jar wa majrur, kemudian diikuti wawu athaf, i'rabnya sama seperti penjelasan sebelumnya

Read more...

I'rab Hadits Arbain AnNawawi - Hadits Pertama (3)



إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

إِنَّمَا
(pembatasan, hashr)
ما Al Kaaffah dan إنّ al makfuufah… ما itu membatalkan fungsi إنّ , sehingga tidak mempunyai amal.

اْلأَعْمَالُ
(amal-amal)
mubtada’, marfu’, tanda rafa’nya dhammah, karena isim jamak taksir.

بِالنِّيَّاتِ
(dengan niyat)
ba’ huruf jar, النِّيَّاتِ majrur, tanda jarnya kasrah, karena merupakan jamak muannats salim. jar dan majrur ta’alluq dengan khabar mubtada’ yang makhdzuf (tersembunyi) taqdirnya كائنة atau مستقرة . boleh juga di’irab sebagai jar majrur fi mahalli raf’in (menempati posisi rafa’) khabar mubtada’.


وَإِنَّمَا
(dan, innamaa untuk pembatasan)
wawu isti’nafiyyah استئنافيّة , إِنَّمَا kaffah wa maktufah.

لِكُلِّ
(bagi setiap)
jar wa majrur. كُلّ majrur, tanda jarnya adalah kasrah,

امْرِئٍ
(perkara)
adalah mudhaf ilaih, majrur, tanda jarnya adalah kasrah, karena isim mufrad.

مَا
(apa)
huruf masdariyyah.

نَوَى
(niyatkan)
fi’il madhi, bisa juga dii'rab maa seagai isim maushul, silat maushulnya jumlah fi'liyah nawaa, failnya ditakdirkan pada dhamir mustatir huwa.

Read more...

I'rab Hadits Arba'in AnNawawi - Hadits Pertama (2)


سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ


سَمِعْتُ
(aku mendengar)
fi’il madhi, mabni ala sukun karena tersambung dengan dhamir ta’ adalah dhamir muttashil mabni ‘ala raf’i, fi mahali raf’in, karena merupakan fa’il, kembalinya pada aku yaitu Umar.

رَسُوْلَ
(utusan)
maf’ul bih / objek, manshub, alamat nashabnya adalah fathah, karena ini adalah isim mufrad.

اللهِ
(Allah)
mudhaf ilaihi dari رَسُوْلَ, majrur, tanda jarnya kasrah, lafdzul jalaalah dari ilah.


صلى
(Shalawat)
fi’il madhi, mabni ala fathi.

الله
(Allah)
fa’il dari صلى, marfu’, tanda rafa’nya dhammah, lafdzul jalaalah

عليه
(atasnya)
jar wa majrur, muta’alliq pada صلى

و
(dan)
wawu athaf.ke صلى

سلم
(salam)
fi’il madhi, mabni ala fathi.

يَقُوْلُ
(dia berkata)
fi’il mudhari’, marfu’ karena tidak ada amil, alamat rafa’nya dhammah karena fi’il mudhari’ yang tidak bersambung dengan sesuatupun, fa’ilnya dhamir mustatir kembalinya pada huwa yaitu رَسُوْلَ

Read more...

I'rab Hadits Arba'in AnNawawi - Hadits Pertama (1)


Bab: Ikhlas

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة

Amirul mukminin, Umar bin khathab"Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya". Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits.

Nomor: 1 Sumber: http://assunnah.mine.nu / ** hadits dicopy dari salafydb4


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ

َ عَنْ
(dari)
huruf jar

أَمِيْرِ
(pemimpin)
majrur, tanda jarnya adalah kasrah, karena bentuk isim mufrad

الْمُؤْمِنِيْنَ
(mukminin=orang-orang beriman)
mudhaf ilaih dari أَمِيْر , majrur tanda jarnya ya’ karena bentuk isim jamak mudzakar salim.


أَبِيْ
(bapak)
badal dari أَمِيْر sehingga majrur juga, tanda jarnya ya’karena ini bentuk asmaul khamsah

حَفْصٍ
() Abu Hafshin merupakan nama lain milik sahabat Umar
mudhaf ilaihi dari أَبِيْ, majrur, tanda jarnya adalah kasrah عُمَرَ badal dari أَمِيْر atau أَبِيْ sehingga kedudukannya majrur juga, tanda jarnya fathah karena bentuk isim ghairu munsharif

عُمَرَ
(Umar) nama sahabat Rasulullah
badal dari أَمِيْر sehingga majrur juga, tanda jarnya fathah karena ini Umar adalah isim ghairu munsharif

بْنِ
(anak laki-laki)
badal dari أَمِيْر atau أَبِيْ sehingga kedudukannya majrur juga, tanda jarnya kasrah karena isim mufrad

الْخَطَّابِ
() Ibnu Khaththab merupakan nama kunyah dari Umar
mudhaf ilaihi dari بْنِ ْ, majrur, tanda jarnya adalah kasrah, bentuk dari isim mufrad

رَضِيَ
(meridhai), diartikan sebagai doa, sehingga menjadi semoga meridhai
fi’il madhi, mabni ‘ala fathi

اللهُ
(Allah)
fa’il (pelaku) dari رَضِيَ marfu’, tanda rafa’nya dhammah, lafdhul jalaalah untuk ilah

عَنْهُ
(tentangnya/ terhadapnya)
jar wa majrur, hu adalah dhamir muttashil, fimahalli/ dalam kedudukan majrur, mabni.

قَالَ
(berkata)
fi’il madhi, mabni ala fathi, fa’ilnya isim dhamir mustatir, kembalinya kepada huwa/dia yaitu عُمَر

***bersambung....

Read more...
Related Posts with Thumbnails

Picture

Picture

Tentang Blog Ini

Blog ini dibuat untuk catatan belajar seorang thalibatul ilmi.
Memuat beberapa contoh peng-i'raban kalimat-kalimat dalam hadits dan lain-lain yang disusun oleh penulis.
Disadari, sebagai pencari ilmu mungkin sekali terdapat kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, mohon partisipasi dari pembaca yang budiman, untuk mengkritisi dan memberi masukan, agar blog menjadi lebih baik. Jazaakumullahu khayran, telah mengunjungi blog ini.

About Me

I am a happy mum of three wonderful children. Learn and work is my habit. Learn for better life for me and my surroundings. I hope I will be a good mother for my children, good wife for my husband.

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP