I'rab Al-Qur'an Surat An Nashr

>> Wednesday, December 23, 2009

SURAT AN NASHR
سورة النصر


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
إِذا جاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْواجاً (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كانَ تَوَّاباً (3)3)

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

I’RAB
الإعراب:

إِذا جاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

إِذا
(Apabila)
dharaf zaman untuk yang akan datang, mabni ’ala sukun, pada kedudukan nashab, mengandung makna syarat, tidak menjazmkan fiil-fiil setelahnya.

جاءَ نَصْرُ
jumlah fi’liyah, fii mahalli jarin, karena idhafah (syarat).

جاءَ
(telah datang)
fi’il madhi, mabni ‘ala fathi


نَصْرُ
(pertolongan)
fail dari جاءَ marfu’ dengan tanda rafa’ berupa dhammah.

اللَّهِ
(Allah)
lafdhul jalaalah, mudhaf ilaihi dari نَصْرُ , majrur dengan tanda jar berupa kasrah..

وَالْفَتْحُ
(dan kemenangan)
وَ wawu athaf kepada نَصْرُ. hi
الْفَتْحُ kedudukannya sama dengan نَصْرُ اللَّهِ, marfu’ dengan tanda rafa’ berupa dhammah. yang dimaksud dengan pertolongan Allah di sini adalah Allah menolong RasulNya yang mulia dengan membuka dan memenangkan/ fathul Makkah.
Disembunyikan maf’ul mashdar dari نصر , diperkirakan adalah Rasulullah yang mulia karena dianggap telah diketahui.


وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْواجاً
وَ
(dan)
wawu athaf kepada جاءَ .
رَأَيْتَ
(kamu lihat)
رَأَي fi’il madhi, mabni ‘ala sukun, karena bersambung dengan dhamir di akhirnya. تَ adalah dhamir muttashil, dhamir mukhatab, mabni ‘ala fathi, fii mahalli raf’in karena berupa fail.
النَّاسَ
(manusia)
maf’ul bihi dari رَأَيْتَ , manshub dengan fathah.
يَدْخُلُونَ
(mereka masuk)
fi’il mudhari’, marfu’ dengan penyebutan nun, wawu adalah dhamir muttashil fii mahalli raf’in yang merupakan fail. Kalimat yang dimulai dengan يَدْخُلُونَ merupakan hal dari النَّاسَ.

فِي دِينِ اللَّهِ
(ke dalam agama Allah)
فِي دِينِ jar wa majrur mutta’alliq pada يَدْخُلُونَ.
اللَّهِ mudhaf ilaihi dari دِينِ , majrur dengan tanda jar berupa kasrah.
دِينِ اللَّهِ maksudnya jalan atau agama Islam.

أَفْواجاً
(dengan berbondong-bondong)
hal dari failnya يَدْخُلُونَ , manshub ‘ala fathi. maksudnya masuk dengan berbondong-bondong.


فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كانَ تَوَّاباً

فَسَبِّحْ
(maka bertasbihlah)
فَ fa’ rabithah, jawab syarat.
سَبِّحْ fi’il amr, mabni ‘ala sukun, failnya dhamir mustatir fiihi wujuban taqdirnya انت . Yaitu katakanlah Maha Suci Allah.
بِحَمْدِ
(dengan memuji)
jar wa majrur, muta’alliq dengan سَبِّحْ
رَبِّكَ
(Tuhanmu)
mudhaf ilaihi dari حَمْدِ , tanda jarnya berupa kasrah. كَ adalah dhamir muttashil, dhamir mukhatab, mudhaf ilaihi dari رَبِّ , fii mahalli jarrin, mabni ’ala fathi.
وَاسْتَغْفِرْهُ
(dan mohonlah ampun kepada-Nya)

وَ wawu athaf kepada سَبِّحْ .
اسْتَغْفِرْ dii’rab seperti سَبِّحْ yaitu fi’il amr, mabni ‘ala sukun.
هُ dhamir muttashil, mabni ‘ala dhammi, fii mahalli nashbin, maf’ul bihi.


إِنَّهُ كانَ تَوَّاباً
إِنَّهُ
(Sesungguhnya Dia)

إِنَّ huruf nashab, dengan makna taukid serupa dengan fi’il. fa’ilnya adalah هُ, dhamir muttashil mabni ‘ala dhammi fii mahalli nashbin, isimnya إِنَّ. Jumlah fi’liyah sesudahnya merupakan khabar إِنَّ , fii mahalli raf’in.
كانَ
(adalah)

fi’il madhi, naqish, mabni ‘ala fathi, isimnya adalah dhamir mustair jawazan taqdirnya adalah هو .
تَوَّابا
(Maha Penerima taubat.)
khabarnya كانَ manshub, dengan tanda nashab berupa fathah.

kalimat «جاء نصر اللّه» fii mahalli jarrin, mudhaf ilaihi.
kalimat «رأيت ...» fii mahalli jarrin, mengikuti kalimat جاء نصر ....
kalimat «يدخلون ...» fii mahalli nashbin, hal dari الناس .
kalimat «سبّح ...» tidak ada kedudukan padanya, jawab syarat yang tidak jazm.
kalimat «استغفره ...» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat سبّح.
kalimat «إنّه كان توابا ...» tidak ada kedudukan padanya ta’liliyah/sebab.
kalimat «كان توّابا» fii mahalli raf’in khabar إنّ .

Read more...

I'rab Al-Qur'an Surat Al Lahab

>> Wednesday, December 16, 2009

SURAT AL LAHAB
سورة اللهب

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
تَبَّتْ يَدا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) ما أَغْنى عَنْهُ مالُهُ وَما كَسَبَ (2) سَيَصْلى ناراً ذاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4)4) فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)5)

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar
Yang di lehernya ada tali dari sabut.

تَبَّتْ يَدا
(Binasalah kedua tangan)

تَبَّتْ fi’il madhi mabni ala fathi, dengan makna yang akan datang karena doa atasnya. Ta’ adalah ta’ ta’nits sakinah.
يَدا adalah failnya تَبَّتْ , marfu’ dengan tanda rafa’nya adalah alif, karena merupakan isim mutsanna, asalnya يَدان , hilangnya nun, karena merupakan idhafah, sebagai mudhaf.

أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
(Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa )
أَبِي لَهَبٍ
(Abu Lahab)
أَبِي mudhaf ilaihi, majrur karena idhafah, dengan tanda jar berupa yaa’ karena merupakan asma’ul khamsah.
لَهَبٍ merupakan mudhaf ilaihi, majrur dengan tanda jar kasrah.
وَتَبَّ
(dan sesungguhnya dia akan binasa )
وَ : wawu athaf. تَبَّ : fi’il madhi mabni ‘ala fathi, failnya adalah dhamir mustatir taqdirnya adalah هو

Jadi kalau diterjemahkan menjadi:
Celaka/binasa lah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia.

ما أَغْنى عَنْهُ
(Tidaklah berfaedah kepadanya)

ما : ma nafiyah, tidak ada amal padanya.
terdapat juga i’rab ما yang lain, yaitu sebagai isim istifham, pertanyaan, tapi bermakna pengingkaran. mabni ‘ala sukun fii mahalli nashbin, maf’ul bih muqaddam untuk fi’il أَغْنى atau fii mahalli raf’in, mutada’ dan khabarnya adalah jumlah أَغْنى dengan makna yaitu sesuatu yang bermanfaat padanya hartanya.

أَغْنى : fi’il madhi mabni/tetap di atas fathah yang diperkirakan di atas alif bengkok.
عَنْهُ, jar wa majrur muta’alliq dengan أَغْنى

مالُهُ وَما كَسَبَ
(harta bendanya dan apa yang ia usahakan.)

مالُهُ fa’ilnya أَغْنى, marfu’ dengan tanda rafa’ berupa dhammah, هُ dhamir muttashil, pada kedudukan jar, karena idhafah sebagai mudhaf ilaihi.
وَ , wawu athaf
ما isim maushul, mabni ’ala sukun, pada kedudukan rafa’ karena mengikuti مالُهُ
كَسَبَ fi’il madhi, mabni ‘ala fathi, failnya adalah dhamir mustatir jawazan, taqdirya adalah هو

Jadi kalau diterjemahkan menjadi:
Tidaklah bermanfaat padanya hartanya dan apa yang dia usahakan.
atau
Apakah akan bermanfaat padanya hartanya dan apa yang dia usahakan (jawabnya jelas tidak karena pengingkaran).


سَيَصْلى ناراً ذاتَ لَهَبٍ
(Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak)

سَ sin bermakna yang akan datang untuk taukid
يَصْلى fiil mudhari’, marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah yang diperkirakan di atas alif bengkok. Failnya adalah dhammir mustatir jawazan, taqdirnya adalah هو kembali kepada أَبِي لَهَبٍ.
ناراً merupakan maf’ul bihi dari يَصْلى , manshub dengan tanda nashab fathah.
ذاتَ لَهَبٍ , merupakan sifat atau na’at dari ناراً. sehingga juga manshub, tanda nashabnya adalah fathah, hilangnya tanwin pada ذاتَ karena merupakan mudhaf dari لَهَبٍ . karena hubungan idhafah, sebagai mudhaf ilaihi, maka لَهَبٍ majrur, dengan tanda jar berupa kasrah.


وَامْرَأَتُهُ
(Dan (begitu pula) istrinya)
وَ wawu athaf, athaf pada failnya سَيَصْلى yang berupa dhamir mustatir, sehingga maknanya menjadi akan masuk dia dan istrinya.
امْرَأَتُهُ i’rabnya mengikuti fail سَيَصْلى marfu’, dengan tanda rafa’ beruapa dhammah.
هُ merupakan mudhaf ilahi dari امْرَأَةُ. fii mahalli jarin

حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
(pembawa kayu bakar )
حَمَّالَةَ hal atau keterangan dari امْرَأَتُهُ , manshub dengan tanda nashab fathah, hilangnya nun karena merupakan mudhaf dari الْحَطَبِ.
الْحَطَبِ mudhaf ilaihi, majrur karena idhafah dengan tanda jar berupa kasrah.

Sehingga kalau diartikan:
Kelak dia (Abu Lahab) akan masuk ke dalam api yang bergejolak dan (begitu pula) istrinya dengan (dalam keadaan) membawa kayu bakar

فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
(Yang di lehernya ada tali dari sabut)

فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
jumlah ismiyah., pada kedudukan nashab, hal kedua dari امْرَأَتُهُ
فِي جِيدِ jar wa majrur muta’alliq dengan khabar muqaddam .
ها dhamir muttashil, mabni ‘ala sukun, fii mahalli jarin, karena idhafah.
حَبْلٌ mutada’ muakhar, marfu’ dengan tanda rafa’nya berupa dhammah.
مِنْ مَسَدٍ jar wa majrur muta’alliq dengan shifat yang dihilangkan dari حَبْلٌ dan مِنْ huruf jar bayani . مَسَدٍ majrur dengan tanda jar berupa kasrah.

Sehingga kalau diartikan:
istrinya dengan (dalam keadaan) membawa kayu bakar, dan dalam keadaan di lehernya ada tali dari sabut (neraka).

kalimat « تبّت يدا ... » : tidak ada kedudukan padanya karena ibtida’iyah/permulaan.
kalimat « تبّ ... » : tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat ibtida’iyah.
kalimat « ما أغنى عنه ماله ... » : tidak ada kedudukan padanya karena isti’nafiyah/permulaan.
kalimat « كسب ... » : tidak ada kedudukan padanya, shilah maushul dari huruf ما
kalimat «سيصلى ...» : tidak ada kedudukan padanya, isti’naf bayani
kalimat «في جيدها حبل ...» : tidak ada kedudukan padanya, ist’naf bayani yang terakhir.


Keterangan tambahan

(أبو لهب)
Abu Lahab, kunyah dari Abdul Aziz, paman nabi صلى اللّه عليه وسلّم , diberi nama kunyah seperti itu karena wajahnya bergejolak, bersinar2, menyala-nyala (makna dcari kata لهب).

(حمّالة)
muannats dari حمّال shighah mubalaghah, isim fail dari tsulatsi حمل, wazannya فعّالة.

(جيد)
isim jamid dengan makna العنق (leher). wazannya فعل dengan kasrah kemudian disukun.

(مسد)
isim jamid dengan makna ليف (sabut), wazannya فعل dengan dua fathah.

Read more...

I'rab Surat Al Ashr

>> Friday, December 11, 2009

Surat Al Ashr
سورة العصر

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ (3).3

Demi masa
sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

I’rab
الإعراب:


وَالْعَصْرِ
(Demi masa)
وَ wawu qasam (sumpah), merupakan huruf jar
الْعَصْرِ isim majrur karena wawu qasam, tanda jarnya adalah kasrah
jar wa majrur muta’alliq pada fi’il yang disembunyikan, taqdirnya adalah أقسم aku bersumpah.


إِنَّ الْإِنْسانَ
(sesungguhnya manusia)

إِنَّ adalah jawab dari qasam. Merupakan huruf nashab, bermakna taukid/penekanan.
الْإِنْسانَ adalah isimnya إِنَّ manshub, dengan alamat nashabnya adalah fathah.

لَفِي خُسْرٍ
(benar-benar dalam kerugian)
لَ adalah laam taukid
فِي خُسْرٍ jar wa majrur muta’alliq dengan khabarnya إِنَّ yaitu لَفِي خُسْرٍ


إِلاَّ
(kecuali)
adat istitsna’

الَّذِينَ آمَنُوا
(orang-orang yang beriman )
الَّذِينَ
isim maushul, mabni ‘alaa fathi, tetap dalam keadaan akhir fathah, fii mahalli nashbin, pada kedudukan nashab, karena merupakan mustatsna’
آمَنُوا
fi’il madhi, mabni di atas dhammah, terdapat sambungan wawu jama’ah, wawu di sini merupakan dhamir muttashil, fail, pada kedudukan rafa’. alif untuk membedakan bahwa itu adalah wasu jama’ah yang awalnya ada nun setelahnya.

وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ
(dan mengerjakan amal saleh)
وَ wawu athaf, mengikut pada آمَنُوا
عَمِلُوا fi’il madhi, mabni di atas dhammah, terdapat sambungan wawu jama’ah, wawu di sini merupakan dhamir muttashil, fail, pada kedudukan rafa’. alif untuk membedakan bahwa itu adalah wasu jama’ah yang awalnya ada nun setelahnya.

وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ
(dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran )

وَ wawu athaf, mengikut pada عَمِلُوا
تَواصَوْا di’irab seperti i’rab dari عَمِلُوا fi’il madhi, mabni. Tanda bina’ fi’ilnya adalah dhammah atau fathah muqadarah/yang disembunyikan di atas alif (bengkok) yang disembunyikan karena bertemunya dua sukun.
sambungan wawu jama’ah, keterangan sama dengan yang telah dijelaskan sebelumnya.
بِالْحَقِّ jar wa majrur, majrur dengan tanda jar kashrah, muta’alliq dengan تَواصَوْا
yaitu sebagian menasihati sebagian yang lain dengan seluruh kebaikan, termasuk di dalamnya tentang tauhid kepada Allah, taat kepada Nya, serta mengikuti (ittiba’) pada kitabullah dan rasulullah.

وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ
(dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. )

وَ wawu athaf, mengikut pada عَمِلُوا
بِالصَّبْرِ jar wa majrur, majrur dengan tanda jar kashrah, muta’alliq dengan تَواصَوْا
yaitu sebagian menasihati sebagian yang lain untuk bersabar di atas ketaatan dan menghindari kemaksiatan serta bersabar atas ujian Allah di dalamnya yang diberikan kepada hamba-hambaNya.

kalimat «إنّ الإنسان لفي خسر ...» tidak ada kedudukan i’rab padanya karena merupakan jawab qasam.
kalimat «آمنوا ...» tidak ada kedudukan padanya karena merupakan shillah maushul (الذين).
kalimat «آمنوا ...» tidak ada kedudukan padanya karena merupakan kalimat shillah.
kalimat «عملوا ...» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat shillah maushul.
kalimat «تواصوا (الأولى)» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat shillah maushul.
kalimat «تواصوا (الثانية)» tidak ada kedudukan padanya karena mengikuti kalimat shillah maushul.


الصرف
Shorof
(العصر)

isim dengan makna masa atau waktu setelah tergelincirnya matahari sampai tenggelamnya matahari, atau bermakna sholat Ashar, wazannya فعل difathah yang pertama kemudian disukun sesudahnya.


Read more...
Related Posts with Thumbnails

Picture

Picture

Tentang Blog Ini

Blog ini dibuat untuk catatan belajar seorang thalibatul ilmi.
Memuat beberapa contoh peng-i'raban kalimat-kalimat dalam hadits dan lain-lain yang disusun oleh penulis.
Disadari, sebagai pencari ilmu mungkin sekali terdapat kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, mohon partisipasi dari pembaca yang budiman, untuk mengkritisi dan memberi masukan, agar blog menjadi lebih baik. Jazaakumullahu khayran, telah mengunjungi blog ini.

About Me

I am a happy mum of three wonderful children. Learn and work is my habit. Learn for better life for me and my surroundings. I hope I will be a good mother for my children, good wife for my husband.

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP